Pencarian

Jumat, 06 Desember 2013


TEKNOLOGI MASA BERCOCOK TANAM
            Pada umumnya, alat peninggalan masa bercocok tanam adalah alat batu yang diupam (diasah) dan tradisi pembuatan gerabah. Umumnya alat batu yang ditemukan adalah beliung dan kapak batu, dibeberapa tempat ditemukan juga mata tombak dan mata panah yang diasah. Peninggalan lain yaitu pemukul kulit kayu dan alat obsidian.

1.      Beliung Persegi
Beliung persegi adalah alat batu paling menonjol dari masa bercocok tanam yang ada di Indonesia.  Pada umumnya berberntuk memanjang dengan penampang persegi. Seluruh bagiannya diupam hingga halus kecuali tangkainya. Atas dasar penelitian yang dilakukan oleh A.A. Cense dan Stein Callenfels di Sulawesi tepatnya di pinggir Sungai Karama ditemukan beliung persegi di situs Sikendeng, Minanga Sipakka, dan Kalumpang.
Macam beliung masa bercocok tanam yang ditemukan di Indonesia:
Beliung bahu sederhana. Ditemukan di Kalumpang tangkainya kasar dan tidak serapi beliung bahu umumnya yang ditemukan di daratan Asia.
            Beliung tangga. Hanya ditemukan beberapa buah di Sulawesi bentuknya menyerupai tangga turun setingkat.
            Beliung atap. Tersebar di Jawa Timur, Bali dan Maluku.
            Beliung biola. Ditemukan bersama dengan beliung bahu sederhana di Kalumpang, kedua sisi cekung sehingga bentuknya menyerupai biola.
            Beliung penarah. Bentuknya panjang dengan penampang lintangnya persegi empat yang sisinya cembung atau penampang lintangnya hampir bundar.
Dan diperkirakan terdapat bengkel beliung persegi di Bungamas (Palembang), Karangnunggal (Tasikmalaya), Pasir Kuda (Bogor), Karangbolong (Karanganyar, Jateng) dan Punung (Pacitan,Jatim).
2.      Kapak Lonjong (Kapak Batu)
Secara morfologis, tradisi kapak lonjong dapat diduga lebih tua dari beliung persegi. Daerah penemuan kapak lonjong terbatas di wilayah Sulawesi ke timur. Kapak ini berbentuk lonjong dengan pangkal agak runcing dan melebar pada bagian tajaman. Bagian tajaman diasah dari 2 arah dan menghasilkan bentuk tajaman yang simetris. Perbedaan kapak lonjong dan beliung persegi terdapat di daerah tajaman beliung persegi tidak memiliki tajaman simetris.
Suatu hal yang menyulitkan tentang penelitian kapak lonjong adalah alat ini masih dibuat dipedalaman Papua.
3.      Alat – Alat Obsidian
Alat – alat yang khusus dibuat dari batu kecubung ( Obsidian ) berkembang sangat terbatas di beberapa daerah saja. Misalnya di Jambi dan Bandung.  Karena perbedaan penemuan alat-alat obsidian, memunculkan 2 paham yaitu:
a.       Alat obsidian merupakan peninggalan masa berburu dan meramu hal ini didukung oleh H.G. Bandi, Rothpletz.
b.      Alat obsidian merupakan peninggalan masa bercocok tanam hal ini didukung oleh Stein Callenfel, Koenigswald, dan Hoop.
4.      Mata Panah
Ada 2 tempat penemuan mata panah yang penting yaitu di Jwa Timur dan Sulawesi Selatan.
Bentuk mata panah di Jawa Timur umumnya segitiga terbuat dari batu gamping. Bagian tajamannya bergerigi. Punung di Jawa Timur merupakan bengkel  pusat mata panah.
Mata panah dari Sulawesi Selatan umumnya berbentuk lebih kecil dan lebih bergerigi. Secara umum, pembuatan mata panah di Jawa Timur lebih teliti dari mata panah Sulawesi Selatan.
Para ahli menganggap bahwa mata panah ini menerima unsure pengaruh dari luar Indonesia (Stein Callenfels, Heine Geldern, dan Heekeren.
5.      Gerabah
Penyelidikan arkeolog membuktikan bahwa benda – benda gerabah mulai dikenal pada masa bercocok tanam. Bukti ini berasal dari Kendenglembu (Banyuwangi), Klapadua (Bogor), Serpong (Tangerang), Kalumpang dan Minanga Sipakka, dekat Danau Bandung dan Poso (Minahasa).
Dari hasil penelitian para arkeolog, dapat disimpulkan bahwa teknik pembuatan gerabah di Indonesia masih sangat sederhana dengan menggunakan tangan. Penggunaan roda pemutar belum dikenal secara umum kecuali didaerah Tangerang dan sekitar Danau bandung.
Bentuk gerabah diKendenglembu sangat sederhana. Gerabah di Klapadua ditemukan bersama manik – manic namun tidak ditemukan bersama alat logam.  Di Minanga dan Kalumpang gerabah dilaporkan ditemukan bersama dengan kapak lonjong dan beliung persegi.
6.      Alat Pemukul Kayu
Beberapa alat pemukul kayu ditemukan di Kalimantan dan Sulawesi Tengah terdiri atas gagang dan bagian pemukul.  Bagian untuk memukul kulit kayu ini memuat jalur – jalur cekung yang sejajar ditemukan di Ampah dan Minanga Sipakka. Sedangkan di kalumpang ditemukan persegi panjang dan tidak bergagang.
7.      Perhiasan
Dalam masa bercocok tanam, perhiasan dari batu dan kerang sudah dikenal. Perhiasan – perhiasan ini ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.  Dari benda – benda tersebut dapat diketahui bahwa cara pembuatannya. Pertama bahan batu dipukul hingga gepeng. Permukaan atas dan bawah kemudian dicekungkan hingga berlubang. Kemudian di gosok dan diasah hingga menjadi gelang.
Daftar Pustaka 
2007. Sejarah Nasional Indonesia  I Edisi Pemutakhiran. Jakarta: PT Balai Pustaka 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar