Judul :
Systematik Filsafat (1964) Sistematik Filsafat (1984)
Pengarang : Hasbullah Bakry
Tahun terbit : 1964
Kota terbit : Solo
Penerbit : Sitti Sjamsijah
Halaman : 93
Buku karya dari Hasbullah Bakry, mengajak pembaca untuk merenungi makna
filsafat. Buku ini memberikan gagasan para filsuf seperti Plato, Aristoteles,
Al Farabi, Descartes, Immanuel Kant secara jelas melalui definisi istilah. Buku
ini memberikan contoh pula dalam memberikan penjelasan. Oleh karena itu,
kemudahan dalam menjelaskan dan memberikan contoh membuat pembaca merasa
tertarik dan nyaman dalam mengikuti penjelasan tentang filsafat. Secara singkat
penulis membagi buku ini ke dalam 5 bab: (1) Systematik Ilmu Filsafat; (2) Logika;
(3) Metafisika; (4) Etika; dan (5) Penutup.
Pada bab 1 akan memberikan gambaran
tentang filsafat, makna filsafat, perbedaan filsafat dengan ilmu lain serta
definisi filsafat menurut para tokoh cara mempelajari filsafat dan pembagian
sistematik filsafat.
o
Arti
logatnya maka perkataan “filsafat” itu adalah bentuk kata Arab “falsafah” yang
berasal dari perkataan Yunani ”philosophia”. Philos berarti suka dan cinta dan
shopia berarti kebijaksanaan. (5)
o
Arti
praktis makna filsafat adalah alam berfikir atau alam fikiran. Berfilsafat
artinya berfikir. (5)
o
Perbedaannya
dengan ilmu lain, masing-masing ilmu itu tidak mencakup persoalan yang dibahas
oleh ilmu lainnya, sebaliknya ilmu filsafat menyelidiki seluruh kenyataan yang
dibahas oleh ilmu-ilmu vak itu dan menyelidiki bagaimana hubungannya dengan
kenyataan itu sama lain. (6)
o
Defini
menurut para ahli: (7)
1.
Plato.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli.
2.
Aristoteles.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalam ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika.
3.
Al
Farabi. Filsafat adalah ilmu penegtahuan tentang alam maudjud bagaimana
hakikatnya yang sebenarnya.
4.
Descartes.
Filsafat alah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan manusia
menjadi pokok penyelidikan.
5.
Immanuel
Kant. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang tercangkup didalamnya empat persoalan. (metafisika,
etika, agama dan antropologi)
o
Setiap
orang bisa mendefinisikan filsafat sendiri (7)
o
Cara
Mempelajari filsafat. Ada dua cara dalam mempelajari filsafat.
1. Metode Historis
Mempelajari perkembangan
aliran-aliran filsafat sejak dahulu kala hingga sekarang (sesuai zaman). (8)
2. Metode Systematis
Mempelajari lapangan pembahsannya yang diatur dalam
bidang-bidang tertentu (langsung membahas isi persoalan tidak mementingkan
urutan zaman). (8)
o
Pembagian
Sistematik Filsafat
o
Pembagian
menurut Plato. (9)
1.
Dialektika
yang mengandung persoalan ide-ide atau pengertian-pengertian umum.
2.
Fisika
yang mengandung persoalan dunia materi.
3.
Etika
yang mengandung persoalan baik dan buruk.
o
Pembagian
menurut Aristoteles. (10)
1.
Logika.
Menurut Aristoteles dianggap sebagai ilmu pendahuluan.
2.
Filsafat
teoritis/ falsafah nazariah (fisika, mateematika dan metafisika).
3.
Filsafat
praktis/ falsafah amaliah (etika, ekonomi, dan politik).
4.
Filsafat
Poetika (kesenian).
o
Dalam
tiap-tiap pembagian sejak jaman Aristoteles hingga dewasa ini lapangan-lapangan
yang paling utama dalam ilmu filsafat itu selalu saja berputar disekitar
logika, metafisika dan etika. (12)
Setiap orang bisa mendefinisikan apa itu filsafat sesuai
dengan pemahamannya. Cara mempelajari filsafat secara umum bisa melalui metode
historis (urutan waktu) dan metode sistematis (bidang khusus).
Kesimpulan.
Kita bisa mendefinisikan sendiri
makna dari filsafat. Ada dua macam cara untuk mempelajari filsafat. Yakni
secara historis dan secara sistematis. Perbedaannya hanya pada teknik dimana
untuk historis harus sesuai urutan zaman sedangkan pada sistematis tidak harus
urut zaman.
Pada bab 2 akan memberikan gambaran
tentang logika, defini logika, perkembangan logika dan pengertian/konsep,
keputusan, dan pemikiran.
o
Ilmu
Logika berarti ilmu berkata benar atau ilmu berpikir benar. (13)
o
Perbedaan
dengan ilmu jiwa. Ilmu jiwa mempersoalkan hal-hal yang bersangkutan dengan
kejiwaan manusia secara luas dimana dipersoalkan disamping pekerjaan fikiran
juga pekerjaan sentimen, emosi, dan kemauan. Sedang logika hanya mempersoalkan pekerjaan
pikiran (akal) saja dalam menyelidiki atau mencari suatu kebenaran. (13)
o
Logika
sebagai ilmu pengetahuan adalah kumpulan kaidah-kaidah yang memberikan jalan
(sistem) berpikir yang teratur. (14)
o
Perkembangan
logika artificialis.
o
Diketahui
pertama kali dikembangkan oleh Aristoteles dalam bukunya Organon
(instrumen/alat) yakni alat untuk berpikir benar. (15)
o
Dibagi
menjadi 2 yaitu logika formil (minor) dan logika materil.
o
Logika
formil mempelajari azas-azas, aturan-aturan, atau hukum-hukum yang harus
ditaati agar orang dapat berpikir benar. (15)
o
Logika
materil mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil dari logika
formil dan mengujinya dengan kenyataan-kenyataan praktis yang sesungguhnya.
(15)
o
Logika
formil mencakup 3 hal : pengertian, keputusan dan pemikiran.
1. Pengertian
Gambaran dari barang dan gerakan
yang dapat dilihat oleh akal kita. (17)
a.
Definisi
adalah pembatasan dari pengertian. Karena beberapa hal tidak bisa digambarkan
dan mengandung banyak arti. (21)
b.
Analogi
adalah persesuaian. Atau persesuaian dari dua macam pengertian yang pada satu
segi dan pada segi lainnya tidak sama. (22)
c.
Kebohongan
adalah pengertian yang tidak sesuai kenyataannya secara logis.(24)
2. Keputusan
Apabila kita menyatakan suatu
pendapat (suatu pengertian). (26)
a.
Dilihat
dari bahannya maka keputusan bisa bersifat analitis maupun sintesis. Analisis
merupakan keputusan yang predikatanya menjadi keharusan subjeknya sedangkan
sintesis merupakan keputusan yang predikatnya bukanlah keharusan bagi subjeknya.
(26-27)
b.
Dilihat
dari kuantitasnya
Universal atau umum, particular atau sebagian, dan singular atau
perorangan. (27)
c.
Dilihat
dari kualitasnya
Affirmatif atau bersifat menetapkan
dan negatif yang bersifat mengingkari. (27)
d.
Dilihat
dari segi hubungannya.
Kategoris dimana subjek dan predikat
tidak ada syarat apapun dan bisa menerima segala kemungkinan. Hipotesis ialah
keputusan apabila subjek dan predikat didasarkan syarat-syarat. Dan disjunktif
idalah keputusan yang hanya salah satu predikatnya benar. (27-28)
Ada kalanya terjadi pertentangan
dalam keputusan hal ini disebabkan oleh
dua keputusan yang dianggap berbeda.
3. Pemikiran
Kegiatan akal manusia agar dari suatu pemikiran benar yang telah dimiliki
dapat mencapai suatu pengertian benar yang lainnya. (31)
o
Induksi
ialah berpikir dari soal-soal yang khusus membawanya kepada kesimpulan yang
umum. (32)
o
Deduksi
ialah berpikir dari soal-soal yang umum membawanya kepada kesimpulan yang
khusus. (32)
o
Silogisme
suatu pengambilan kesimpulan dimana kita menarik dari dua macam keputussan yang
mengandung unsur bersamaan dan salah satunya harus universal, suatu keputusan
ketiga yang kebenarannya sama dengan kebenaran yang ada pada kedua keputusan
yang terdahulu.
3 hal yang mendasar dalam filsafat.
Yaitu: (1) Pengertian, (2) Keputusan, (3) Pemikiran. Sebuah keputusan diambil
berdasar hipotesis. Cara berpikir ada 3 yaitu (induktif [khusus-umum], deduktif
[umum-khusus] dan silogisme).
Kesimpulan.
Logika adalah ilmu berkata benar.
Logika mencakup tiga hal yaitu pengertian, keputusan dan pemikiran. Logika
dipakai untuk mendefinisikan sebuah hal, logika dipakai untuk menentukan
keputusan dan logika digunakan dalam pemiikiran seseorang.
Bab 3 akan memberikan gambaran
tentang Metafisika dimana didalamnya terkandung ontologi, dualisme,
materialisme, perkembangan materialisme dan agnosticisme. (40)
o
Metafisika
berasal dari Yunani. Meta yaitu berarti selain, sesudah, atau dibalik dan
fisika berarti alam nyata. (40)
o
Sering
dinamakan orang juga ontologi yang berarti ilmu hakikat. (41)
o
Ada
2 macam kenyataan dalam hidup, yakni fisika dan metafisika. (42)
o
Agnoticisme
secara sederhana aliran ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui
hakikat seperti yang dikehendaki oleh ilmu metafisika.
o
Heidegger
menyatakan satu-satunya yang ada itu ialah manusia karena manusia hanyalah
manusia satu-satunya yang dapat memahami dirinya sendiri. (50-51)
o
Sesuatu
yang mutlak (transcendent) bagi Jaspers tidak ada sama sekali. Inilah agnoticisme
paling modern. (51)
o
Theologi
dalam aliran metafisika adalah theologi naturalis. Theologi naturalis atau
sering disebut theodica ini menyatakan bahwa adanya keadilan dari pemeliharaNya
Sang Pencipta bisa dilihat dari teraturnya hubungan antara benda-benda dalam
alam dengan orang. (51)
o
Theisme ialah aliran yang berpendapat bahwa
ada sesuatu kekuatan yang berdiri diluar alam dan menggerakkan alam ini. Dan
kekuatan itu ialah Tuhan. (53)
o
Pantheisme
ialah aliran yang menganggap bahwa semua alam ini adalah Tuhan. (56)
Banyak aliran dalam filsafat. Yang paling
awal adalah metafisika, dimana artinya ialah ilmu alam. Pada dasarnya hal ini
akan menimbulkan 2 hal yaitu fisika dan metafisika. Hal yang mutlak itu tidak
ada.
Kesimpulan
Metafisika sering disamakan dengan
ontologi. Sesuatu yang mutlak itu tidak ada sama sekali. Theologi dala aliran
metafisika adalah theologi naturalis.
Bab 4 membahas tentang etika.
Didalamnya terkdndung definisi dan tujuan etika, faktor-faktor penting etika,
hubungan timbal balik antara individu dengan masyarakat, faktor suara hati,hal
kebebasan dalam perbuatan manusia, hal kebahagiaan, aliran-aliran dalam
etika.Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat-kebiasaan.
o
Etika
yang pertama kali bersumber pada ajaran agama. (59)
o
Tujuan
mempelajari etika adalah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia
ditempat manapun juga dan dalam waktu bilapun juga mengenai penilaian baik dan
buruk. Tetapi tujuan ini menghadapi beberapa kesulitan, sebab ukuran baik dan
buruk itu sangat relatif. (60-61)
o
Etika
menentukan ukuran atas perbuatan manusia sebab itu dinamakan ilmu normatif, dan
norma digunakan ialah norma baik dan buruk. (61)
o
Faktor-faktor
penting dalam etika
o
Ilmu
etika tidak hanya bersifat realistis saja seperti ilmu-ilmu lainnya, tetapi
juga bersifat memberikan ramalan (profetis) dan anjuran-anjuran yang bersifat
relatif. (61)
Hubungan Timbal Balik Antara
Individu Dan Masyarakat.
o
Tiap
orang selalu bergantung orang lain.
Corak masyarakat bergantung pula pada corak dan sifat perseorangan dari
anggota-anggota masyarakat. (63)
o
Manusia
disamping dipengaruhi oleh tekanan masyarakat juga dibebani oleh dorongan
insting dalam dirinya sendiri. (63)
Faktor
Suara Hati
o
Para
ahli etika mengakui bahwa suara hati menusi sering menolong dari kekhilafan
yang membahayakan dirinya.(64)
o
Kebaikan
itu ialah budi perangai yang baik, dan dosa itu ialah sesuatu yang tergerak
dalam hatimu sedang engkau tidak suka hal itu dilihat orang banyak. (Turmuzi).
(64)
o
4
persoalan suara hati. (1) suara hati selalu mengingatkan manusia agar terhindar
dari malapetaka, (2) didalam diri manusia sering terdapat
pertentangan-pertentangan antara perasaan, pikiran, dan kemauan, (3) apakah
suara hati itu berupa suatu alat (organ) atau suatu kekuatan tersendiri yang
istimewa? (4) apakah suara hati itu terdapat pada manusia sejak lahir? Atau
berdasarkan pengalaman? Atau lingkungan dan pendidikannya?
o
Jadi,
suara hati itu sudah ada sejak manusia dilahirkan, tetapi akan berkembang
menurut pengaruh dari luar. (65)
o
3
macam ukuran suara hati. (1) spesifikasi artinya suara hati dapat digolongkan.
(2) spiritualisasi, artinya sesorang dilihat dari segi rohaniahnya bukan hanya
fisiknya. (3) universalisasi, artinya manusia dianggap sama hak dan
kewajibannya. (65-66)
Hal
Kebebasan Dalam Perbuatan Manusia
o
3
macam syarat mutlak yang harus ada dalam transaksi etika. (1) perbuatan
dilakukan dengan pengertia atau kesadaran, (2) perbuatan itu dilakukan dengan
kesengajaan, (3) perbuatan itu dilakukan dengan dasar kebebasan. (67)
o
3
macam ketidakmengertian. (1) ignorance sejak semula artinya dari awal tidak
tahu akibat perbuatannya, (2) ignorance yang menyertai artinya dari awal
mengerti dampak dari perbuatan itu, namun tidak mengerti ada dampak lain yang
mengikuti, ignorance yang disengaja, artinya dia tidak ambil pusing tentang
kelanjutan dari perbuatannya itu. (67-68)
o
Syarat
kedua dari dari suatu perbuatan etik adalah kesengajaan dalam perbuatan itu.
o
Syarat
ketiga dari suatu perbuatan etis adalah kebebasan diri dalam berbuat.
o
Determinisme
ialah aliran yang berpendapat bahwa semua amal perbuatan manusia telah
ditentukan begitu rupa oleh sebab-musabab terdahulu sehingga dia praktis tidak
dapat melakukan perbuatan-perbuatan itu atas dasar kehendaknya sendiri yang
bebas. (69)
o
Indeterminisme
ialah aliran yang berpendapat bahwa semua amal perbuatan manusia adalah
berdasarkan kehendaknya sendiri yang tak terbatas kebebasannya. (69)
o
Determinisme
dibagi 2 yaitu naturalis dan theologis, sedangkan indeterminisme dibagi
menjadi yaitu naturalis dan theologis.
o
Determinisme
naturalis beranggapan bahwa keadaan tidak bebas manusia itu adalah disebabkan
pengaruh paksaan alam kodrat. Manusia seakan-akan hanya ikut mengalir dalam perjalanan peristiwa yang
bulat berputar dari awal keakhir dan dari akhir keawal lagi menurut rencana
alam kodrat yang merupakan saat kesatuan wujud dan suatu kesatuan peristiwa dan
perbuatan. (70)
o
Determinisme
theologis beranggapan bahwa segenap amal perbuatan manusia telah ditentukan
sebelumnya oleh Tuhan yang menciptakan alam sekalian. Manusia itu tidak lain
terkecuali mengamalkan perbuatan yang telah “dipaksakan” kepada mereka. Tidak
ada manusia dalam dunia ini yang memiliki kebebasan mutlak dalam menentukan nasib dan amal
perbuatannya. (71)
o
Indeterminisme
naturalis beranggapan bahwa manusia mempunyai kebebasan mutlak dalam
perbuatannya berdasarkan perwujudan kodratnya sendiri. Dalam jagat raya semua
benda punya kebebasan sendiri menurut alam kejadiannya. (73)
o
Indeterminisme
theologis berpendapat bahwa manusia bebas dalam menentukan perbuatannya atau
dengan kata lain manusia mempunyai kemauan (kehendak) bebas (freewill). Tetapi
kemauan bebas ini asalnya dari Tuhan. Sebab Tuhan adalah Yang Pertama (Sang
Pencipta). (74)
Hal
Kebahagiaan
o
Segala
bentuk kegiatan manusia baik yang aktif maupun pasif sebenarnya bertujuan hanya
untuk satu hal yaitu bahagia. Faktor yang dipentingkan dalam mencapai
kebahagiaan ialah usaha untuk mempertahankan “kepuasan” yang telah didapat itu
selama mungkin atau terus menerus. (75)
o
Kaum
skeptis tidak mengakui adanya kebahagiaan sewaktu-waktu. Kaum materialisme
mengakui kebahagiaan berpusat dan bergantung pada kesempurnaan jasmaniah sedang
kaum spiritualisme menganggap kebahagiaan bergantung kepada kesadaran rohani.
Aliran-Aliran
Penting Dalam Etika
Aliran Etika Naturalisme
o
Kebahagiaan
manusia didapatkan dengan menurutkan panggilan natura (fitrah) dari kejadian
manusia itu sendiri. (76)
o
Dalam
dunia ini segala sesuatu menuju satu tujuan saja. Dengan memenuhi panggilan
naturnya masing-masing mereka menuju kebahagiaannya yang sempurna. (77)
o
Alam
memberikan pada manusia keinginan untuk hidup terus.(77)
o
Aliran
ini dijadikan pedoman bagi aliran Stoa yang beranggapan bahwa manusia yang
bijaksana ialah yang dapat merasakan bahwa dirinya adalah sebagian dari alam fitrah
(natur)
Aliran Etika Hedonisme
o
Perbuatan
yang susila itu ialah perbuatan yang menimbulkan hedone (kenikmatan atau
kelezatan). (78)
o
Contoh
dari aliran ini adalah kaum Epikurisme yang menyatakan bahwa semua manusia
ingin mencapai kelezatan (hedone). (78)
o
3
macam kelezatan menurut Epikuros, (1) lezat yang ditimbulkan dari perasaam yang
sewajarnya dan sudah diperlukan sekali. (2) lezat yang ditimbulkan dari
perasaan sewajarnya tetapi belum diperlukan benar, dan (3) lezat yang
ditimbulkan dari perasaan yang tidak sewajarnya dan tidak diperlukan. (79)
Aliran Etika Utilitarisme
o
Aliran
yang menilai baik dan buruk perbuatan manusia itu ditinjau dari kecil besarnya
manfaatnya bagi manusia. (80)
o
Tokohnya
adalah James Stuart Mill. Menurut Mill, manfaat adalah kebahagiaan untuk jumlah
manusia yang sebesar-besarnya. Jadi tujuan aliran ini adalah mencapai
kesenangan hidup sebanyak mungkin baik dilihat dari segi kualitas maupun
kuantitas.
o
Kelemahan
aliran ini adalah, (1) tidak semua tindakan kita berdasar pada utility
(manfaat), (2) aliran ini terlalu umum.
Aliran Etika Idealisme
o
Aliran
idealisme dalam metafisika berpendirian bahwa wujud yang paling dalam dari
kenyataan ialah yang bersifat kerohanian. Aliran ini berependapat bahwa
perbuatan manusia haruslah tidak terikat pada sebab musabab lahir tetapi setiap
perbuatan manusia haruslah didasarkan pada prinsip kerohanian yang tinggi. (82)
o
Tokohnya
adalah Immanuel Kant
o
Faktor
yang terpenting dalam jiwa yang memengaruhi perbuatan manusia ialah suatu
kekuatan yang dinamakan “kemauan”. (83)
o
Dasar
kemauan yang baik itu dihubungkan dengan suatu hal yang akan menyempurnakan
yaitu rasa kewajiban. (83)
o
Atas
dasar kewajiban itu Kant menolak segala moral yang heteronom (takluk kepada
undang-undang asing). (84)
o
Bertindaklah
sedemikian rupa sehingga kita melayani setiap orang sebagai tujuan akhir dan
buka sebagai perantara. (84)
Aliran Etika Vitalisme
o
Aliran
ini dalam enilai baik buruknya perbuatan manusia memakai sebagai ukuran ada
tidaknya daya juang yang maksimum mengendalikan perbuatan tersebut. (86)
o
Ajaran
ini menokong kekuatan-kekuatan instinctif yang ada dalam diri manusia.(86)
o
Tokohnya
adalah Fredrich Nietzsche. Menurut Nietzsche imam-imam kristen telah
membelokkan kemanusiaan Barat dari dunia nyata yang hadir ini kepada khayalan
dunia harapan, dimana manusia mengharapkan kelepasan dari dunia ini kepada
dunia kekal didalam sorga. (86)
o
Menurut
Nietzsche Barat menuju nihilisme atau berpendirian bahwa Tuhan itu tidak ada.
(86)
Aliran Etika Theologis
o
Aliran
ini berpendapat bahwa ukuran baik dan buruk dalam perbuatan manusia itu diukur
dengan pertanyaan apakah dia sesuai dengan perintah Tuhan atau tidak.
o
Amal
yang baik menurut aliran ini ialah amal perbuatan yang sesuai dengan perintah
Tuhan yang tertulis di kitab suci.
Kesimpulan
Etika yang pertama kali bersumber
kepada agama. Lambat laun hal ini
berubah. Etika kemudian ditentukan oleh faktor suara hati, kebebasan, dan
kebahagiaan. Etika memiliki banyak aliran yang berbeda satu sama lain.
Bab 5 penutup. Bab ini membahas
tujuan pembuatan buku oleh penulis. Kemudian bagaimana cara mempelajari
filsafat dengan mudah. Kumpulan dari semua bab dalam 2 halaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar