Pencarian

Sabtu, 24 Januari 2015

Resensi Buku "Systematik Filsafat" karya Hasbullah Bakry



10007191.jpgJudul               : Systematik Filsafat (1964) Sistematik Filsafat (1984)
Pengarang       : Hasbullah Bakry
Tahun terbit     : 1964
Kota terbit       : Solo
Penerbit           : Sitti Sjamsijah
Halaman          : 93
            Buku karya dari Hasbullah  Bakry, mengajak pembaca untuk merenungi makna filsafat. Buku ini memberikan gagasan para filsuf seperti Plato, Aristoteles, Al Farabi, Descartes, Immanuel Kant secara jelas melalui definisi istilah. Buku ini memberikan contoh  pula dalam  memberikan penjelasan. Oleh karena itu, kemudahan dalam menjelaskan dan memberikan contoh membuat pembaca merasa tertarik dan nyaman dalam mengikuti penjelasan tentang filsafat. Secara singkat penulis membagi buku ini ke dalam 5 bab: (1) Systematik Ilmu Filsafat; (2) Logika; (3) Metafisika; (4) Etika; dan (5) Penutup.
            Pada bab 1 akan memberikan gambaran tentang filsafat, makna filsafat, perbedaan filsafat dengan ilmu lain serta definisi filsafat menurut para tokoh cara mempelajari filsafat dan pembagian sistematik filsafat.
o   Arti logatnya maka perkataan “filsafat” itu adalah bentuk kata Arab “falsafah” yang berasal dari perkataan Yunani ”philosophia”. Philos berarti suka dan cinta dan shopia berarti kebijaksanaan. (5)
o   Arti praktis makna filsafat adalah alam berfikir atau alam fikiran. Berfilsafat artinya berfikir. (5)
o   Perbedaannya dengan ilmu lain, masing-masing ilmu itu tidak mencakup persoalan yang dibahas oleh ilmu lainnya, sebaliknya ilmu filsafat menyelidiki seluruh kenyataan yang dibahas oleh ilmu-ilmu vak itu dan menyelidiki bagaimana hubungannya dengan kenyataan itu sama lain. (6)
o   Defini menurut para ahli: (7)
1.      Plato. Filsafat adalah  ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
2.      Aristoteles. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalam ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3.      Al Farabi. Filsafat adalah ilmu penegtahuan tentang alam maudjud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
4.      Descartes. Filsafat alah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
5.      Immanuel Kant. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang tercangkup didalamnya empat persoalan. (metafisika, etika, agama dan antropologi)
o   Setiap orang bisa mendefinisikan filsafat sendiri (7)
o   Cara Mempelajari filsafat. Ada dua cara dalam mempelajari filsafat.
1.      Metode Historis
            Mempelajari perkembangan aliran-aliran filsafat sejak dahulu kala hingga sekarang (sesuai zaman). (8)
2.      Metode Systematis
Mempelajari lapangan pembahsannya yang diatur dalam bidang-bidang tertentu (langsung membahas isi persoalan tidak mementingkan urutan zaman). (8)
o   Pembagian Sistematik Filsafat
o   Pembagian menurut Plato. (9)
1.      Dialektika yang mengandung persoalan ide-ide atau pengertian-pengertian umum.
2.      Fisika yang mengandung persoalan dunia materi.
3.      Etika yang mengandung persoalan baik dan buruk.
o   Pembagian menurut Aristoteles. (10)
1.      Logika. Menurut Aristoteles dianggap sebagai ilmu pendahuluan.
2.      Filsafat teoritis/ falsafah nazariah (fisika, mateematika dan metafisika).
3.      Filsafat praktis/ falsafah amaliah (etika, ekonomi, dan politik).
4.      Filsafat Poetika (kesenian).
o   Dalam tiap-tiap pembagian sejak jaman Aristoteles hingga dewasa ini lapangan-lapangan yang paling utama dalam ilmu filsafat itu selalu saja berputar disekitar logika, metafisika dan etika. (12)
Setiap orang bisa mendefinisikan apa itu filsafat sesuai dengan pemahamannya. Cara mempelajari filsafat secara umum bisa melalui metode historis (urutan waktu) dan metode sistematis (bidang khusus).
Kesimpulan.
            Kita bisa mendefinisikan sendiri makna dari filsafat. Ada dua macam cara untuk mempelajari filsafat. Yakni secara historis dan secara sistematis. Perbedaannya hanya pada teknik dimana untuk historis harus sesuai urutan zaman sedangkan pada sistematis tidak harus urut zaman.

            Pada bab 2 akan memberikan gambaran tentang logika, defini logika, perkembangan logika dan pengertian/konsep, keputusan, dan pemikiran. 
o   Ilmu Logika berarti ilmu berkata benar atau ilmu berpikir benar. (13)
o   Perbedaan dengan ilmu jiwa. Ilmu jiwa mempersoalkan hal-hal yang bersangkutan dengan kejiwaan manusia secara luas dimana dipersoalkan disamping pekerjaan fikiran juga pekerjaan sentimen, emosi, dan kemauan. Sedang logika hanya mempersoalkan pekerjaan pikiran (akal) saja dalam menyelidiki atau mencari suatu kebenaran. (13)
o   Logika sebagai ilmu pengetahuan adalah kumpulan kaidah-kaidah yang memberikan jalan (sistem) berpikir yang teratur. (14)
o   Perkembangan logika artificialis. 
o   Diketahui pertama kali dikembangkan oleh Aristoteles dalam bukunya Organon (instrumen/alat) yakni alat untuk berpikir benar. (15)
o   Dibagi menjadi 2 yaitu logika formil (minor) dan logika materil.
o   Logika formil mempelajari azas-azas, aturan-aturan, atau hukum-hukum yang harus ditaati agar orang dapat berpikir benar. (15)
o   Logika materil mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil dari logika formil dan mengujinya dengan kenyataan-kenyataan praktis yang sesungguhnya. (15)
o   Logika formil mencakup 3 hal : pengertian, keputusan dan pemikiran.
1.      Pengertian
            Gambaran dari barang dan gerakan yang dapat dilihat oleh akal kita. (17)
a.       Definisi adalah pembatasan dari pengertian. Karena beberapa hal tidak bisa digambarkan dan mengandung banyak arti. (21)
b.      Analogi adalah persesuaian. Atau persesuaian dari dua macam pengertian yang pada satu segi dan pada segi lainnya tidak sama. (22)
c.       Kebohongan adalah pengertian yang tidak sesuai kenyataannya secara logis.(24)
2.      Keputusan
            Apabila kita menyatakan suatu pendapat (suatu pengertian). (26)
a.       Dilihat dari bahannya maka keputusan bisa bersifat analitis maupun sintesis. Analisis merupakan keputusan yang predikatanya menjadi keharusan subjeknya sedangkan sintesis merupakan keputusan yang predikatnya bukanlah keharusan bagi subjeknya. (26-27)
b.      Dilihat dari kuantitasnya
Universal atau umum, particular atau sebagian, dan singular atau perorangan. (27)
c.       Dilihat dari kualitasnya
            Affirmatif atau bersifat menetapkan dan negatif yang bersifat mengingkari. (27)
d.      Dilihat dari segi hubungannya.
            Kategoris dimana subjek dan predikat tidak ada syarat apapun dan bisa menerima segala kemungkinan. Hipotesis ialah keputusan apabila subjek dan predikat didasarkan syarat-syarat. Dan disjunktif idalah keputusan yang hanya salah satu predikatnya benar. (27-28)
            Ada kalanya terjadi pertentangan dalam keputusan hal ini disebabkan oleh  dua keputusan yang dianggap berbeda.
3.      Pemikiran
Kegiatan akal manusia agar dari suatu pemikiran benar yang telah dimiliki dapat mencapai suatu pengertian benar yang lainnya. (31)
o   Induksi ialah berpikir dari soal-soal yang khusus membawanya kepada kesimpulan yang umum. (32)
o   Deduksi ialah berpikir dari soal-soal yang umum membawanya kepada kesimpulan yang khusus. (32)
o   Silogisme suatu pengambilan kesimpulan dimana kita menarik dari dua macam keputussan yang mengandung unsur bersamaan dan salah satunya harus universal, suatu keputusan ketiga yang kebenarannya sama dengan kebenaran yang ada pada kedua keputusan yang terdahulu.
            3 hal yang mendasar dalam filsafat. Yaitu: (1) Pengertian, (2) Keputusan, (3) Pemikiran. Sebuah keputusan diambil berdasar hipotesis. Cara berpikir ada 3 yaitu (induktif [khusus-umum], deduktif [umum-khusus] dan silogisme).
            Kesimpulan.
            Logika adalah ilmu berkata benar. Logika mencakup tiga hal yaitu pengertian, keputusan dan pemikiran. Logika dipakai untuk mendefinisikan sebuah hal, logika dipakai untuk menentukan keputusan dan logika digunakan dalam pemiikiran seseorang.

            Bab 3 akan memberikan gambaran tentang Metafisika dimana didalamnya terkandung ontologi, dualisme, materialisme, perkembangan materialisme dan agnosticisme. (40)
o   Metafisika berasal dari Yunani. Meta yaitu berarti selain, sesudah, atau dibalik dan fisika berarti alam nyata. (40)
o   Sering dinamakan orang juga ontologi yang berarti ilmu hakikat. (41)
o   Ada 2 macam kenyataan dalam hidup, yakni fisika dan metafisika. (42)
o   Agnoticisme secara sederhana aliran ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat seperti yang dikehendaki oleh ilmu metafisika.
o   Heidegger menyatakan satu-satunya yang ada itu ialah manusia karena manusia hanyalah manusia satu-satunya yang dapat memahami dirinya sendiri. (50-51)
o   Sesuatu yang mutlak (transcendent) bagi Jaspers tidak ada sama sekali. Inilah agnoticisme paling modern. (51)
o   Theologi dalam aliran metafisika adalah theologi naturalis. Theologi naturalis atau sering disebut theodica ini menyatakan bahwa adanya keadilan dari pemeliharaNya Sang Pencipta bisa dilihat dari teraturnya hubungan antara benda-benda dalam alam dengan orang. (51)
o    Theisme ialah aliran yang berpendapat bahwa ada sesuatu kekuatan yang berdiri diluar alam dan menggerakkan alam ini. Dan kekuatan itu ialah Tuhan. (53)
o   Pantheisme ialah aliran yang menganggap bahwa semua alam ini adalah Tuhan. (56)
            Banyak aliran dalam filsafat. Yang paling awal adalah metafisika, dimana artinya ialah ilmu alam. Pada dasarnya hal ini akan menimbulkan 2 hal yaitu fisika dan metafisika. Hal yang mutlak itu tidak ada.
Kesimpulan
            Metafisika sering disamakan dengan ontologi. Sesuatu yang mutlak itu tidak ada sama sekali. Theologi dala aliran metafisika adalah theologi naturalis.

            Bab 4 membahas tentang etika. Didalamnya terkdndung definisi dan tujuan etika, faktor-faktor penting etika, hubungan timbal balik antara individu dengan masyarakat, faktor suara hati,hal kebebasan dalam perbuatan manusia, hal kebahagiaan, aliran-aliran dalam etika.Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat-kebiasaan.
o   Etika yang pertama kali bersumber pada ajaran agama. (59)
o   Tujuan mempelajari etika adalah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia ditempat manapun juga dan dalam waktu bilapun juga mengenai penilaian baik dan buruk. Tetapi tujuan ini menghadapi beberapa kesulitan, sebab ukuran baik dan buruk itu sangat relatif. (60-61)
o   Etika menentukan ukuran atas perbuatan manusia sebab itu dinamakan ilmu normatif, dan norma digunakan ialah norma baik dan buruk. (61)
o   Faktor-faktor penting dalam etika
o   Ilmu etika tidak hanya bersifat realistis saja seperti ilmu-ilmu lainnya, tetapi juga bersifat memberikan ramalan (profetis) dan anjuran-anjuran yang bersifat relatif. (61)
            Hubungan Timbal Balik Antara Individu Dan Masyarakat.
o   Tiap orang selalu bergantung orang lain.  Corak masyarakat bergantung pula pada corak dan sifat perseorangan dari anggota-anggota masyarakat. (63)
o   Manusia disamping dipengaruhi oleh tekanan masyarakat juga dibebani oleh dorongan insting dalam dirinya sendiri. (63)
            Faktor Suara Hati
o   Para ahli etika mengakui bahwa suara hati menusi sering menolong dari kekhilafan yang membahayakan dirinya.(64)
o   Kebaikan itu ialah budi perangai yang baik, dan dosa itu ialah sesuatu yang tergerak dalam hatimu sedang engkau tidak suka hal itu dilihat orang banyak. (Turmuzi). (64)
o   4 persoalan suara hati. (1) suara hati selalu mengingatkan manusia agar terhindar dari malapetaka, (2) didalam diri manusia sering terdapat pertentangan-pertentangan antara perasaan, pikiran, dan kemauan, (3) apakah suara hati itu berupa suatu alat (organ) atau suatu kekuatan tersendiri yang istimewa? (4) apakah suara hati itu terdapat pada manusia sejak lahir? Atau berdasarkan pengalaman? Atau lingkungan dan pendidikannya?
o   Jadi, suara hati itu sudah ada sejak manusia dilahirkan, tetapi akan berkembang menurut pengaruh dari luar. (65)
o   3 macam ukuran suara hati. (1) spesifikasi artinya suara hati dapat digolongkan. (2) spiritualisasi, artinya sesorang dilihat dari segi rohaniahnya bukan hanya fisiknya. (3) universalisasi, artinya manusia dianggap sama hak dan kewajibannya. (65-66)
            Hal Kebebasan Dalam Perbuatan Manusia
o   3 macam syarat mutlak yang harus ada dalam transaksi etika. (1) perbuatan dilakukan dengan pengertia atau kesadaran, (2) perbuatan itu dilakukan dengan kesengajaan, (3) perbuatan itu dilakukan dengan dasar kebebasan. (67)
o   3 macam ketidakmengertian. (1) ignorance sejak semula artinya dari awal tidak tahu akibat perbuatannya, (2) ignorance yang menyertai artinya dari awal mengerti dampak dari perbuatan itu, namun tidak mengerti ada dampak lain yang mengikuti, ignorance yang disengaja, artinya dia tidak ambil pusing tentang kelanjutan dari perbuatannya itu. (67-68)
o   Syarat kedua dari dari suatu perbuatan etik adalah kesengajaan dalam perbuatan itu.
o   Syarat ketiga dari suatu perbuatan etis adalah kebebasan diri dalam berbuat.
o   Determinisme ialah aliran yang berpendapat bahwa semua amal perbuatan manusia telah ditentukan begitu rupa oleh sebab-musabab terdahulu sehingga dia praktis tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan itu atas dasar kehendaknya sendiri yang bebas. (69)
o   Indeterminisme ialah aliran yang berpendapat bahwa semua amal perbuatan manusia adalah berdasarkan kehendaknya sendiri yang tak terbatas kebebasannya. (69)
o   Determinisme dibagi 2 yaitu naturalis dan theologis, sedangkan indeterminisme dibagi menjadi  yaitu naturalis dan theologis.
o   Determinisme naturalis beranggapan bahwa keadaan tidak bebas manusia itu adalah disebabkan pengaruh paksaan alam kodrat. Manusia seakan-akan hanya  ikut mengalir dalam perjalanan peristiwa yang bulat berputar dari awal keakhir dan dari akhir keawal lagi menurut rencana alam kodrat yang merupakan saat kesatuan wujud dan suatu kesatuan peristiwa dan perbuatan. (70)
o   Determinisme theologis beranggapan bahwa segenap amal perbuatan manusia telah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan yang menciptakan alam sekalian. Manusia itu tidak lain terkecuali mengamalkan perbuatan yang telah “dipaksakan” kepada mereka. Tidak ada manusia dalam dunia ini yang memiliki kebebasan  mutlak dalam menentukan nasib dan amal perbuatannya. (71)
o   Indeterminisme naturalis beranggapan bahwa manusia mempunyai kebebasan mutlak dalam perbuatannya berdasarkan perwujudan kodratnya sendiri. Dalam jagat raya semua benda punya kebebasan sendiri menurut alam kejadiannya. (73)
o   Indeterminisme theologis berpendapat bahwa manusia bebas dalam menentukan perbuatannya atau dengan kata lain manusia mempunyai kemauan (kehendak) bebas (freewill). Tetapi kemauan bebas ini asalnya dari Tuhan. Sebab Tuhan adalah Yang Pertama (Sang Pencipta). (74)
            Hal Kebahagiaan
o   Segala bentuk kegiatan manusia baik yang aktif maupun pasif sebenarnya bertujuan hanya untuk satu hal yaitu bahagia. Faktor yang dipentingkan dalam mencapai kebahagiaan ialah usaha untuk mempertahankan “kepuasan” yang telah didapat itu selama mungkin atau terus menerus. (75)
o   Kaum skeptis tidak mengakui adanya kebahagiaan sewaktu-waktu. Kaum materialisme mengakui kebahagiaan berpusat dan bergantung pada kesempurnaan jasmaniah sedang kaum spiritualisme menganggap kebahagiaan bergantung kepada kesadaran rohani.
            Aliran-Aliran Penting Dalam Etika
            Aliran Etika Naturalisme
o   Kebahagiaan manusia didapatkan dengan menurutkan panggilan natura (fitrah) dari kejadian manusia itu sendiri. (76)
o   Dalam dunia ini segala sesuatu menuju satu tujuan saja. Dengan memenuhi panggilan naturnya masing-masing mereka menuju kebahagiaannya yang sempurna. (77)
o   Alam memberikan pada manusia keinginan untuk hidup terus.(77)
o   Aliran ini dijadikan pedoman bagi aliran Stoa yang beranggapan bahwa manusia yang bijaksana ialah yang dapat merasakan bahwa dirinya adalah sebagian dari alam fitrah (natur)
Aliran Etika Hedonisme
o   Perbuatan yang susila itu ialah perbuatan yang menimbulkan hedone (kenikmatan atau kelezatan). (78)
o   Contoh dari aliran ini adalah kaum Epikurisme yang menyatakan bahwa semua manusia ingin mencapai kelezatan (hedone). (78)
o   3 macam kelezatan menurut Epikuros, (1) lezat yang ditimbulkan dari perasaam yang sewajarnya dan sudah diperlukan sekali. (2) lezat yang ditimbulkan dari perasaan sewajarnya tetapi belum diperlukan benar, dan (3) lezat yang ditimbulkan dari perasaan yang tidak sewajarnya dan tidak diperlukan. (79)
            Aliran Etika Utilitarisme
o   Aliran yang menilai baik dan buruk perbuatan manusia itu ditinjau dari kecil besarnya manfaatnya bagi manusia. (80)
o   Tokohnya adalah James Stuart Mill. Menurut Mill, manfaat adalah kebahagiaan untuk jumlah manusia yang sebesar-besarnya. Jadi tujuan aliran ini adalah mencapai kesenangan hidup sebanyak mungkin baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas.
o   Kelemahan aliran ini adalah, (1) tidak semua tindakan kita berdasar pada utility (manfaat), (2) aliran ini terlalu umum.
            Aliran Etika Idealisme
o   Aliran idealisme dalam metafisika berpendirian bahwa wujud yang paling dalam dari kenyataan ialah yang bersifat kerohanian. Aliran ini berependapat bahwa perbuatan manusia haruslah tidak terikat pada sebab musabab lahir tetapi setiap perbuatan manusia haruslah didasarkan pada prinsip kerohanian yang tinggi. (82)
o   Tokohnya adalah Immanuel Kant
o   Faktor yang terpenting dalam jiwa yang memengaruhi perbuatan manusia ialah suatu kekuatan yang dinamakan “kemauan”. (83)
o   Dasar kemauan yang baik itu dihubungkan dengan suatu hal yang akan menyempurnakan yaitu rasa kewajiban. (83)
o   Atas dasar kewajiban itu Kant menolak segala moral yang heteronom (takluk kepada undang-undang asing). (84)
o   Bertindaklah sedemikian rupa sehingga kita melayani setiap orang sebagai tujuan akhir dan buka sebagai perantara. (84)
            Aliran Etika Vitalisme
o   Aliran ini dalam enilai baik buruknya perbuatan manusia memakai sebagai ukuran ada tidaknya daya juang yang maksimum mengendalikan perbuatan tersebut. (86)
o   Ajaran ini menokong kekuatan-kekuatan instinctif yang ada dalam diri manusia.(86)
o   Tokohnya adalah Fredrich Nietzsche. Menurut Nietzsche imam-imam kristen telah membelokkan kemanusiaan Barat dari dunia nyata yang hadir ini kepada khayalan dunia harapan, dimana manusia mengharapkan kelepasan dari dunia ini kepada dunia kekal didalam sorga. (86)
o   Menurut Nietzsche Barat menuju nihilisme atau berpendirian bahwa Tuhan itu tidak ada. (86)
            Aliran Etika Theologis
o   Aliran ini berpendapat bahwa ukuran baik dan buruk dalam perbuatan manusia itu diukur dengan pertanyaan apakah dia sesuai dengan perintah Tuhan atau tidak.
o   Amal yang baik menurut aliran ini ialah amal perbuatan yang sesuai dengan perintah Tuhan yang tertulis di kitab suci.
           
Kesimpulan
            Etika yang pertama kali bersumber kepada agama.  Lambat laun hal ini berubah. Etika kemudian ditentukan oleh faktor suara hati, kebebasan, dan kebahagiaan. Etika memiliki banyak aliran yang berbeda satu sama lain.
            Bab 5 penutup. Bab ini membahas tujuan pembuatan buku oleh penulis. Kemudian bagaimana cara mempelajari filsafat dengan mudah. Kumpulan dari semua bab dalam 2 halaman.
20141019_185936.jpg20141019_185948.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar