PENGARUH EVOLUSI MANUSIA DIPANDANG DARI
ARKEOLOGI DAN ANTROPOLOGI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA SEKARANG
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia
Keilmuan
Yang dibina oleh
Dr. Kusubakti Andajani, M.Pd. dan Muyassaroh, S.S., S.Pd.
Oleh
Galih Yoga Wahyu Kuncoro
130731615690
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
Desember 2013
PENGARUH PROSES EVOLUSI MANUSIA DIPANDANG DARI ARKEOLOGI
DAN ANTROPOLOGI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA SEKARANG
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Evolusi adalah sebuah kata yang berasal
dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan atau membuka lapisan. Kemudian
diserap kedalam bahasa Inggris yang berubah artinya menjadi perkembangan secara
bertahap. Perkembangan secara
bertahap
ini membuat manusia cerdas.
Perkembangan ini didasari oleh evolusi.
Evolusi adalah
suatu proses yang menunjukkan progess atau kemajuan yang didapat setelah
berkembang dalam waktu lama.
Perkembangan manusia modern tidak bisa
lepas dari proses evolusi. Evolusi
manusia berawal dari Afrika dimulai dari serangkaian proses atau gejala alam
yang memaksa manusia beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya.
Darwin dalam
Kuntjananingrat (2009:55) seleksi dan adaptasi adalah proses evolusi yang
berasal dari alam sekitar. Proses seleksi dan adaptasi ini memakan
waktu hingga berjuta-juta tahun.
Seleksi dan adaptasi membuat makhluk hidup berevolusi atau punah. Kegagalan
dalam proses adaptasi saat terjadinya seleksi membuat makhluk yang tidak bisa
beradaptasi punah. Sedangkan makhluk yang bisa beradaptasi akan menciptakan
makhluk yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Adaptasi manusia terhadap lingkungan
dalam waktu yang lama inilah yang membuat manusia berkembang. Secara umum disini
akan dibahas masalah evolusi. Bagaimana evolusi tersebut. Evolusi memiliki ciri tersendiri pada
manusia.
Proses evolusi manusia mencirikan
beberapa hal. Antara lain yaitu
perubahan bentuk,
perubahan volume otak dan lainnya. Evolusi manusia ini
menarik untuk dibahas karena memunculkan beberapa teori-teori tentang evolusi.
Teori-teori evolusi yang dibahas disini
adalah toeri evolusi menurut Arkeologi dan menurut Antropologi. Pemilihan judul
dikarenakan penulis tertarik dalam proses evolusi serta kemudahan penulis dalam
mendapatkan referensi. Evolusi
banyak dibahas didalam buku-buku.
Proses evolusi ini menarik dibahas
karena pada dasarnya evolusi dibahas pada pengetahuan alam, namun penulis
mencoba menjelaskan proses evolusi manusia dilihat dari pengetahuan sosial.
Evolusi manusia yang dijelaskan pada konsep pengetahuan sosial membuat pengaruh
terhadap manusia sekarang.
Proses evolusi berpengaruh terhadap manusia
sekarang. Seberapa berpengaruh inilah yang akan dijelaskan penulis. Pengaruh
evolusi evolusi ini sangat berperan didalam kehidupan manusia. Peran evolusi
manusia dari jangka waktu yang berjuta-juta tahun menimbulkan hal yang baru
dalam kehidupan manusia.
Misalnya
bagaimana peran perkembangan otak terhadap manusia sekarang dan peran perubahan
bentuk tubuh dari hasil evolusi manusia. Perkembangan otak akan mempengaruhi
bagaimana cara berpikir manusia cara menggunakan akalnya dan perubahan bentuk manusia dalam proses evolusi
yang mengakibatkan manusia bisa berjalan tegak, menggunakan jari-jari tangannya
secara halus dalam memegang benda.
Hal yang baru tersebut membuat manusia
menjadi modern seperti sekarang ini. Manusia yang dahulunya dibilang primitif
seperti hewan hingga sekarang manusia yang berbudaya.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimana
proses evolusi manusia dipandang dari Arkeologi?
2. Bagaimana
proses evolusi manusia dipandang dari Antropologi?
3. Bagaimana
pengaruh evolusi manusia terhadap manusia sekarang?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan
makalah ini dijabarkan sebagai berikut.
1. Menjelaskan
proses evolusi manusia dipandang dari Arkeologi.
2. Menjelaskan
proses evolusi manusia dipandang dari Antropologi.
3. Menjelaskan
pengaruh evolusi manusia
bagi kehidupan manusia sekarang.
2. PEMBAHASAN
2.1. Evolusi Manusia Dipandang dari
Segi Arkeologi
Menurut arkeologi, ciri tubuh makhluk hidup ditimbulkan oleh
faktor pewarisan dan lingkungan. Satuan pewarisan sifat adalah gen yang
berderet pada kromosom. Manusia sekarang mempunyai 23 pasang kromosom dan pada
sebuah kromosom terdapat beberapa ribu gen.
Pada
kembang biak, gen dari kedua orang tua menurun kepada anaknya sehingga terdapat
kombinasi gen baru. Dalam suatu populasi gen dan frekuensinya tidak berubah
kecuali terjadi kejadian tertentu. Perubahan gen dapat terjadi apabila terjadi
mutasi, yaitu gen atau kromosom yang berubah; seleksi alam. Perubahan frekuensi
gen tersebutlah yang disebut evolusi, yang berlangsung lambat laun dari
angkatan ke angkatan.
Evolusi pasti
akan terjadi jika salah satu faktornya ada.
Proses evolusi yang dapat diamati ialah mikroevolusi, yaitu perubahan
gen dalam ukuran kecil dibawah tingkat spesies. Sedangkan proses makroevolusi
terjadi dalam jangka waktu yang panjang sehingga prosesnya tidak pernah dapat
diamati.
Dalam proses evolusi
manusia, terdapat beberapa proses penting yang terjadi. Pertama adalah sikap
tubuh dan cara bergerak. Sikap tegak adalah hal pokok. Sikap tegak dimulai
dengan kemampuan duduk tegak, melalui tahapan berjalan tegak, tahapan lari
tegak dan berdiri tegak dalam waktu yang lama. Dalam proses inilah terjadi
perubahan-perubahan pada tulang belakang, berpindahnya titik berat badan
mendekati anggota tubuh bagian bawah. Anggota atas dibebaskan dari tugasnya
menampung berat badan sehingga ukurannya mengecil.
Perubahan pada
bagian tubuh juga terjadi karena letaknya berubah dari horizontal ke vertikal.
Panggul sekarang sebagai tempat menahan beban berat tubuh dari atasnya dan
rongga perut. Titik berat badan mendekati tulang belakang sehingga dada menjadi
pipih. Otot untuk bergerak dan berjalan berubah pula. Peredaran darah dan
proses persalinan juga terpengaruh proses perubahan sikap.
Salah satu akibat dari berdiri
tegak adalah pembebasan tangan dari tugas menunjang berat badan. Lengan menjadi
bergerak lebih leluasa dan daripada tungkai. Tangan lebih mudah dipakai untuk
menggenggam dan dan melakukan pekerjaan cermat lain.
Yang
terpenting pada lengan ialah tangan sendiri. Tangan ini lebih mudah dipakai
untuk menggenggam cermat. Seperti dalam menggunakan alat kecil tidak hanya
untuk menggenggam kukuh seperti alat besar. Ibu jari berperan penting dalam
menggenggam cermat.
Evolusi tangan
sangat berpengaruh terhadap evolusi budaya. Memakai, membawa, dan membuat alat
dimungkinkan oleh pembebasan tangan dan perkembangannya. Berburu dan membawa
hasil buruan dan berbagi makanan juga dimungkinkan oleh perkembangan tangan.
Selain sikap
tegak, yang pokok dalam evolusi manusia adalah evolusi tengkorak. Tengkorak
terdiri atas tengkorak muka dan tengkorak otak. Evolusi kepala berhubungan erat
dengan evolusi muka, sebagai bagian teratas sistem pencernaan dan sistem
pernafasan, serta evolusi otak.
Mulut pada
primata bekerja sebagai alat penguyah dan sebagai alat pencerna. Dalam proses
evolusi, pada awalnya geraham manusia itu besar dan kuat untuk alat pengunyah.
Gigi yang besar tersebut membawa efek terhadap bentuk muka manusia sehingga
bentuknya menebal pada kening, tulang pipi menjadi kuat.
Evolusi otak,
berkembang dari volume maupun strukturnya. Pembesaran volume otak mengubah
bentuk tengkorak sehingga bertambah tinggi serta membulat di muka, atas,
samping dan belakang.
Pembesaran ke
muka menyebabkan dahi maju ke atas mata sehingga tonjolan pada kening mampu
melindungi bola mata dari atas. Perbesaran keatas membuat atap tengkorak
melengkung lebih baik. Perbesaran ke samping membuat lebar tengkorak terbesar
berada pada tinggi samping kepala bukan didekat dasar kepala. Perbesaran ke
belakang membuat otak kecil membesar.
Indra pembau
menjadi berkurang sehingga rongga hidung tidak lagi menonjol kedepan.
Sebaliknya, indra penglihat menjadi penting sehingga bagian otak bagian belakng
yang berhubungan dengan penglihatan membesar.
Jadi, hal yang
berkaitan erat dengan evolusi adalah pewarisan dan lingkungan. Yang akhirnya
membentuk tubuh manusia seperti sekarang.
2.2. Proses Evolusi Dipandang dari
Segi Antropologi
Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, diantaranya
yang terkenal adalah Charles Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses
evolusi manusia. Menurut teori tersebut pada awalnya bumi hanya dihuni oleh
makhluk bersel satu seperti protozoa. Dalam jangka waktu beratus-ratus juta
tahun lamanya timbul dan berkembang bentuk-bentuk hidup berupa makhluk dengan
organisme yang makin kompleks, dan dalam perkembangan terakhirnya berkembang
atau berevolusi menjadi makhluk-makhluk seperti kera dan manusia.
Dalam proses
evolusi biologi, para ahli mengelompokkan ragam jenis makhluk hidup yang ada
dimuka bumi. Para ahli telah membuat sistem klasifikasi berdasarkan morfologi
dan organismenya. Oleh karena itu, manusia dimasukkan kelas mamalia yang artinya menyusui dan
manusia ikut dimasukkan ke dalam suku primata yang segolongan dengan kera dan
gorila. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Darwin sebelumnya,
Darwin telah mengobservasi dan meneliti tentang persamaan ciri-ciri organ kera
dan manusia.
Dalam proses
evolusi, bentuk-bentuk makhluk yang baru timbul dari proses percabangan dari
bentuk-bentuk makhluk yang lebih tua. Dalam proses tersebut ciri-ciri
biologi yang baru berwujud pada
organisme suatu makhluk tertentu menyebabkan terjadinya perbedaan bentuk dari
organisme induk.
Penyebab perbedaan
ini terletak di gen. Organisme dari semua makhluk didunia tidak hanya terdiri
dari satu sel saja, manusia selnya sampai sepuluh triliun (10.000.000.000.000).
Setiap sel memiliki fungsi dan tugas yang berbeda. Namun setiap sel memiliki
inti yang sama. Manusia setiap intinya terdiri dari 46 bagian berupa ulat-ulat
kecil yang disebut kromosom oleh ahli biologi.
Awalnya,
apabila sel sperma bertemu dengan sel telur, maka akan terjadi zygote. Seluruh tubuh organisme tadi
berasal dari zygote tersebut dengan
suatu proses yang disebut mitosis.
Tiap-tiap kromosom akan membelah menjadi dua sehingga timbul dua sel baru.
Kedua sel baru tadi akan aktif membelah menjadi empat. Kemudian dari empat akan
membelah hingga menjadi triliunan sel yang merupakan bahan dari suatu organisme
lengkap.
Pada proses mitosis semua sel itu sama saja, kecuali
pada sel gamete atau sel kelamin. Di
sel kelamin tidak terjadi proses pembelahan melainkan proses pemisahan kromosom
yang, namun dari proses pemisahan kromosom inilah yang akan menentukan berbagai
ciri makhluk hidup.
Dalam proses
evolusi, ciri makhluk hidup tersimpan dalam gen. Perkembangan manusia dari nenek moyangnya
menunjukkan perubahan dan perbedaan ciri-ciri. Perbedaan ini yang dikenal
dengan percabangan.
Percabangan
ini dapat terjadi karena 3 faktor, yaitu : proses mutasi, proses seleksi alam
dan adaptasi, dan proses menghilangnya gen secara kebetulan (random genetic drift).
Mutasi adalah
suatu proses yang berasal dari dalam organisme.
Suatu ketika gen yang diturunkan dalam jangka waktu lama saat membentuk zygote akan memunculkan ciri baru dan
berubah sifatnya.
Seleksi dan
adaptasi adalah suatu proses evolusi yang berasal dari luar. Perubahan manusia
terjadi karena gen yang berubah dan cocoknya gen dengan lingkungan. Gen baru
yang telah diseleksi oleh alam atau telah beradaptasi akan terbawa langsung
kedalam tubuh organisme.
Menghilangnya
gen tertentu juga sering disebabkan oleh peristiwa yang tidak berasal dari
dalam organisme atau alam sekitar, tetapi disebabkan karena kebetulan.
Jadi, manusia
merupakan jenis makhluk hidup cabang dari primata yang berevolusi. Dari
perubahan gen hingga proses seleksi alam yang membuat manusia mengalami
evolusi.
2.3.
Pengaruh Evolusi Manusia bagi Kehidupan Manusia Sekarang.
Evolusi
manusia yang dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar menyebabkan manusia
sekarang menjadi berkembang. Perkembangan ini dimullai dari sikap fisik tubuh
manusia yaitu proses berdiri tegak dan berjalan tegak.
Akibat
perubahan ini, terjadi perubahan fisik lainnya pada manusia, misalnya pada ruas
rongga dada, proses persalinan manusia.
Perubahan
fisik ini mengakibatkan tangan manusia bergerak bebas, perbesaran volume otak,
dan manusia bisa berdiri dan berjalan secara tegak. Dengan bebasnya tangan
manusia dari aktivitas yang membebani sebelumnya, tangan manusia menciptakan
suatu kebudayaan. Volume otak yang lebih besar membuat manusia lebih
menggunakan akal dan pikirannya daripada ototnya. Berdiri dan berjalan tegak
membuat manusia menumpu berat badannya pada panggul, hal ini merubah struktur
tulang belakang manusia dan membuat manusia berbeda dengan primata pada
umumnya.
3. PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.1.1
Proses evolusi manusia dipandang dari
arkeologi.
Evolusi dimulai dari gen yang
terletak di kromosom pada manusia. Pada proses perkembang biakan gen ini akan
diwariskan pada anaknya. Jika salah satu syarat evolusi terpenuhi, maka akan
terjadi evolusi. Yang terpenting dari proses evolusi adalah perubahan bentuk
tubuh manusia. Yaitu cara berdiri dan berjalan. Proses ini akan berpengaruh
terhadap bentuk tubuh yang lain.
3.1.2
Proses
evolusi dipandang dari antropologi.
Evolusi
antropologi menyebut manusia berasal dari makhluk sejenis primata. Proses
evolusi ini akan membuat manusia menjadi bebas menggunakan tangannya. Dengan tangannya
yang bebas, manusia dengan leluasa bisa menggunakan tangannya untuk hal lain
misalnya memegang. Karena sering dipakai tangannya menjadi terampil dan membuat
manusia bisa membuat alat dan terjadi kebudayaan. Jadi proses evolusi membuat
manusia berbudaya. Perubahan volume otak juga membuat manusia prasejarah
menjadi pintar dan berakal.
3.1.3
Pengaruh
evolusi bagi manusia sekarang.
Seperti uraian
diatas, baik dari arkeologi maupun antropologi, menyebutkan bahwa proses
evolusi membuat manusia berubah bentuk dan dari proses perubahan bentuk
tersebut manusia menjadi berbudaya, terampil menggunakan anggota tubuhnya
misalnya tangan untuk menggenggam.
3.2 Saran
Manusia
sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna yang berasal dari evolusi
selama berjuta-juta tahun tidak boleh jemawa atas kesempurnaannya.
Manusia tidak lepas peranannya dari kuasa Tuhan oleh
karena itu manusia harus selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kesempurnaan manusia tetap berasal dari Tuhan bukan dari proses evolusi,
evolusi hanya perantara dari Tuhan untuk membuat manusia menjadi sempurna.
Ucapan syukur senantiasa harus dilakukan
terhadap Tuhan yang menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dengan
tujuan sebagai pemimpin dimuka bumi. Oleh karena itu manusia harus bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang mereka perbuat terhadap bumi.
Daftar Rujukan
Poesponegoro, Marwati Djonoed. 2007. Sejarah Nasional Indonesia Edisi Pemutakhiran.
Jakarta : Balai Pustaka.
Koentjananingrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Susantio Djulianto. 2012. Evolusi Manusia: Menguak “Harta Terpendam”. MAJALAH ARKEOLOGI INDONESIA. (Hurahura.wordpress.com/2012/01/13/evolusi-manusia-menguak-harta-terpendam/),(online),
diakses 10 Februari 2013.
Fikri Sapulette. 2013. Memahami Teori Evolusi dan Teori Difusi
Dalam Antropologi.
(fhixreesapulettehattoe.wordpress.com/2013/04/11/memahami-teori-evolusi-dam-teori-difusi-dalam-antropologi/),
(Online), diakses pada 10 Februari 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar